Khamenei Tolak Pembatalan Pemilu

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung hasil pemilu presiden yang memilih kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Ia menegaskan tidak ada kecurangan pemilu. Pernyataan itu disampaikan Khamenei dalam khotbah Jumat (19/6) di Universitas Teheran.

Ini adalah pernyataan terbuka pertama Khamenei menyusul aksi demo besar-besaran memprotes hasil pemilu. Khamenei tanpa tedeng aling-aling mengatakan, ia mendukung Ahmadinejad karena pandangannya tentang kebijakan luar negeri dan isu-isu sosial sejalan dengan pikirannya. Ia kemudian memperingatkan bahwa aksi protes melawan hasil pemilu harus diakhiri. Ia menegaskan hasil pemilu ditentukan di kotak suara, bukan di jalan. Khamenei menyebut para pemimpin politik akan disalahkan atas semua terjadinya tindak kekerasan. Sementara itu, para demonstran yang menuntut diadakan pemilu ulang bertekad menggelar aksi protes lagi, Sabtu (20/6).

Di sisi lain, Dewan Garda (otoritas legislatif tertinggi) mengundang rival utama Ahmadinejad, Mir Hossein Mousavi, dan dua capres kalah lain untuk membicarakan tuduhan kecurangan pemilu.

Ribuan orang memadati Universitas Teheran untuk mendengarkan seruan Khamenei. Beberapa di antaranya mengibarkan bendera nasional Iran dan membawa gambar Ahmadinejad, sedangkan yang lainnya menyebarkan selebaran berisi slogan-slogan anti-Barat. “Jangan biarkan sejarah bangsa Iran ditulis oleh pena orang asing,” demikian salah satu bunyi spanduk yang menunjukkan kemarahan pemerintah Iran atas kritik internasional terhadap kekerasan pasca-pemilu.

Khotbah Khamenei ini mengikuti demonstrasi hari keenam dari para pendukung Mousavi. Kamis kemarin, puluhan ribu orang dengan mengenakan busana serba hitam dan menyalakan lilin, berdemonstrasi untuk mengenang mereka yang terbunuh dalam demonstrasi massal hari pertama.

Dewan Garda telah mengundang Mousavi dan dua capres lainnya untuk berunding dan berjanji memulai penyelidikan yang hati-hati terhadap 646 tuduhan kecurangan. Tuduhan itu termasuk kekurangan surat suara, paksaan untuk memilih salah satu kandidat, dan melarang adanya saksi semua kandidat di tempat pemungutan suara.

5 Responses to “Khamenei Tolak Pembatalan Pemilu”

  1. Abdul Rahman Riza Says:

    Mari kita lihat secara matematis apakah 646 gugatan tersebut bisa menunjukkan 6 juta suara Musawi telah dirampok oleh kakitangan MAN

    646 gugatan (meski digenapkan bikin 1000 gugatan juga ga ada yang larang) dalam berbagai bentuk: pemaksaan pemilih, kekurangan surat suara dan melarang saksi di TPS kita convert ke situasi terburuk dengan asumsi 1 TPS seribu suara (markup demi membela mosawi) dan 1 TPS semua memilih musawi dicurangi semuanya menjadi memilih ahmadinejad.

    Berarti…. 646 kasus kita ubah menjadi kasus terburuk 646 kotak suara dalam tiap TPS yang terdiri dari 1000 (seribu) kartu suara milik musawi dirampas ahmadinejad. Maknanya 646000 (enamratus empatpuluh enam ribu) suara musawi dirampas ahmadinejad.

    Saya tambah bonus, seribu kasus gugatan (diskon untuk musawi)… berarti 1 juta (seribu kotak suara kali seribu kasus sama dengan sejuta) suara musawi dirampas ahmadinejad, tetap saja nilai akhir 15 juta suara untuk musawi dan 23 juta suara untuk ahmadinejad…

    masih jauh untuk menang…

  2. mushadiq Ali Says:

    weleh-weleh…
    yang namanya basyar ntu emang ada-ada aja ulahnya.
    terpujilah ia yang menjaga keinsanannya.

  3. ALI ALAYDRUS Says:

    INILAH KERJANYA AMERIKA + ISRAEL >>>>>>>>
    Presiden AS Barack Obama boleh meyakinkan semua orang bahwa AS tidak ikut campur dalam kekisruhan di Iran pasca pemilu di negeri Para Mullah itu. Tapi apa yang dilakukan para pejabat AS menunjukkan campur tangan itu meski tidak secara langsung. Ada apa dengan sikap AS terhadap pemilu Iran? Akankah konspirasi penggulingan perdana menteri Iran Mohamad Mossadegh yang melibatkan agen-agen CIA AS akan terulang lagi di Iran?

    Surat kabar New York Times edisi Rabu (17/6) memuat pernyataan asisten menteri luar negeri urusan publik P.J. Crowley yang memerintahkan agar pengelola situs mikro blogging Twitter untuk menunda rencana pemeliharaan situsnya agar situs itu tetap bisa digunakan untuk komunikasi para aktivis di Iran

    “Twitter memainkan peranan penting dalam situasi yang sangat krusial di Iran. Bisakah Anda (pengelola Twitter) tetap menjaga agar situs ini bisa terus digunakan?,” kata Crowley dalam pernyataannya.

    Tidak cukup dengan seruan, pejabat departemen luar negeri AS, Jared Cohen bahkan secara khusus mengirim email pada pengelola Twitter agar menunda jadwal perawatan situsnya (biasanya, pengelola akan menutup sementara situsnya jika akan melakukan pemeliharaan situs) karena, menurut Cohen, Twitter menjadi alat komunikasi yang penting bagi para aktivis di Iran yang ingin menggelar aksi protes non-stop terhadap hasil pemilu di Iran.

    Pihak Twitter memuat permintaan dari Deplu AS itu dalam situsnya dan menyatakan akan memenuhi permintaan tersebut. Untuk itu, Twitter menyatakan menunda jadwal pemeliharaan situsnya hingga hari Selasa petang atau hari Rabu waktu Teheran.

    Pengelola situs Twitter mengaku tidak menyangka situsnya yang baru berusia dua tahun bisa memainkan peran dalam isu-isu global sehingga para pejabat AS pun memandang peran Twitter sangat signifikan.

    Sebuah pertanyaan besar, mengapa para pejabat AS sampai repot-repot meminta Twitter agar terus online apalagi dengan alasan agar para aktivis di Iran bisa saling berkomunikasi untuk mengorganisir aksi protes.

    Pihak Deplu AS membantah bahwa seruan dan perintah yang dikeluarkannya pada pengelola Twitter adalah bentuk campur tangan AS atas apa yang terjadi di Iran.

    Crowley berdalih bahwa AS tetap konsisten dengan kebijakan negaranya. “Kami mendukung kebebasan berekspresi. Informasi harus digunakan sebagai cara untuk mempromosikan kebebasan berekspresi itu,” kata Crowley mencari-cari alasan.

    Sementara para pengelola Twitter mengatakan, mereka memenuhi permintaan Deplu AS semata-mata untuk membantu rakyat Iran agar suara mereka bisa didengar dunia. “Kami melakukan ini semua karena apa yang terjadi di Iran secara langsung berhubungan dengan makin berkembangnya Twitter sebagai media komunikasi dan informasi,” kata salah satu pendiri Twitter, Biz Stone.

    Klaim itu diragukan sejumlah pakar IT di Iran, apalagi Twitter tidak menyediakan fasilitas bahasa Farsi. “Pengguna Twitter di kalangan masyarakat di Iran tidak banyak,” kata Mehdi Yahyanejad, pengelola situs berita bahasa Farsi yang berbasis di Los Angeles.

    Tapi sejumlah media Barat dalam laporannya menyebutkan bahwa para pengunjuk rasa terutama pendukung Mousavi yang kalah dalam pemilu di Iran, menggunakan Twitter untuk menyebarkan pesannya agar massa terus melanjutkan aksi-aksi protesnya. Sementara otoritas berwenang di Iran mengancam akan menutup akses internet untuk membendung pengaruh Barat dan pemberitaan media massa Barat yang provokatif dan menyesatkan tentang pelaksanaan pemilu di Iran.

    Dari 70 juta total penduduk Iran, lebih dari 23 juta orang-mayoritas berusia di bawah 20 tahun-memiliki akses internet.

    Melihat gejala di atas, sulit mempercayai pernyataan Obama bahwa AS tidak ikut campur dalam pemilu di Iran. Dalam operasi rahasia AS-Inggris untuk menggulingkan PM Iran Muhamad Mossadegh tahun 1953 lalu, AS dan Inggris juga merancang kudeta dengan memanfaatkan media massa untuk menghasut dan menimbulkan rusuh massa di Iran agar rakyat Iran kehilangan kepercayaan pada pemerintahannya.

    JADI TDK ANEH KALAU ADA SEBAGIAN RAKYAT IRAN MASIH BISA DICUCI OTAK NYA DGN BERITA MIRING TENTANG KECURANGAN PILPRES DI IRAN..KUSHUSNYA PARA PEMAKAI INTERNET

  4. aboedazzeq Says:

    Mereka sudah tidak mematuhi seruan Imam Ali Khamenei, semoga Allah Swt melindungi Iran, terutama Imam Ali Khamenei dan mereka menuntut pemilu ulang yg dilandasi fakta, setidaknya ada 15 dosa dan kecurangan yang dilakukan Ahmadinejad selama memimpin Iran 4 tahun lalu. Wajar saja jika rival Ahmadinejad berang dan meminta pemilu diulang. Namun sampai saat ini berkas-berkas perkara yang diajukan kepada Dewan Garda tengah di godok. Dan inilah 15 dosa dan kecurangan Ahmadinejad sehingga di terpilih kembali menjadi presiden.
    1.    Ahmadinejad
    tidak pernah melupakan membaca doa Al-Faraj setiap habis sholat
    2.    Ahmadinejad memberikan saham adalat [saham keadilan] bagi rakyat miskin
    3.    Menaikkan gaji pensiunan
    4.    Membebaskan tanah untuk pemukiman warga miskin dengan cicilan selama 99 tahun
    5.    Menurunkan harga tanah sampai 30 persen dan ini yang pertama kali terjadi di Iran
    6.    Tidak  pernah bergantung kepada negara asing, semen, besi, tembaga dll adalah produksi asli Iran
    7.    Merakyat. Ahmadinejad selalu hadir di tengah-tengah masyarakat miskin
    8.    Tidak pernah menaruh hormat kepada rezim penjajah Al-Quds
    9.    Meluncurkan satelit Omid untuk pertamakalinya di Iran
    10.    Mendukung kemerdekaan setiap negara-negara yang terdholimi
    11.    Mengangkat derajat Iran masuk dalam jajaran negara yang memiliki reactor nuklir
    12.    Rata-rata semua media massa mengucilkan Ahmadinejad
    13.    Tidak menerima upeti dan tidak memberi upeti
    14.    Musuh utama mafia koruptor
    15.    Revolusioner. Selalu terdepan dalam khat imam

  5. yusuf wandry Says:

    Alat perlawanan dunia barat untuk melawan Iran adalah Jaringan sosial Internet dan media asing. Nampaknya media tidak memberikan pemberintaan seimbang antara kejadian sebenarnya di Iran. seolah – olah Massouvi itu terzalimi.
    massouvi betapa rendahnya dirimu mengobarkan kebencian palsu pada rakyat iran demi sebuah kekuasaan. kematian rakyat iran adalah tanggung jawab massouvi.
    Dunia Islam butuh pemimpin seperti Ahmaddinejad

Leave a comment