Tanggal Merah

bd_asyura3.jpg

Bulan Muharam (Suro) menjelang. Sebagian orang menganggapnya sebagai bulan kemenangan seraya baku kirim pesan pendek berisi ucapan “Selamat Tahun Baru Hijriah”, berpuasa dan menyantuni anak-anak yatim. Namun, tidak sedikit umat Islam di Indonesia dan negara lain meyakininya sebagai bulan duka seraya menganggap hari kesepuluhnya sebagai puncak kedukaan tersebut. Itulah 10 Muharam, yang akrab disebut dengan “Asyura”.

Terdapat dua ‘tanggal merah’ pada Muharam. Pertama adalah ‘tanggal merah’ nasional, yang dirayakan sebagai awal tahun baru Hijriah. Kedua adalah ‘tanggal merah’ (baca: berdarah) yang dikenal dengan Asyura, yaitu 10 Muharam.

Ternyata, ‘tanggal merah’ kategori kedua telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi Indonesia, seperti di Jawa, Melayu, dan Maluku. Di Jawa, pada bulan Muharam, tetangga saling berkirim ‘bubur Sura’ atau ‘jenang Suro’, sebuah makanan khas Muharam dan Asyura, yang berwarna putih (kesucian) dan bertabur warna merah (kesyahidan). Sebagian orang Jawa melakukan meditasi untuk merenungi diri di tempat-tempat sakral, melakukan “lek-lekan” (begadang) hingga pagi hari di beberapa tempat yang dianggap sakral. Ada pula yang melaksanakan upacara Grebeg Suro. Di Maluku dan Sulawesi, warga pesisisr enggan melaut di bulan ini. Di Sumatera, terutama di Padang, Riau, dan Aceh, diadakan upacara “Tabut” pada 10 Muharam. Bahkan, tarian Saman khas Aceh diduga sebagai jejak upacara ratapan Asyura yang disertai dengan pemukulan dada sebagai simbol kesedihan.

Ada apa di 10 Muharam dan Asyura? Menurut Dr. Zafar Iqbal, pakar sejarah budaya Persia dan Indonesia, dalam Kafilah Budaya (Citra: 2006), tradisi-tradisi itu berakar dari peristiwa ‘tanggal merah’ 10 Muharram (tanggal monumetal pembantaian Husain bin Ali bin Abi Thalib) yang terjadi di Karbala sekitar 89 tahun sejak wafatnya sang datuk, Muhammad saw. Sayang, sebagian besar umat Islam tidak lagi mengingatnya. Yang jelas, apa pun bentuk tradisinya, ada ‘tanggal merah’ (peritiwa berdarah) pada 10 Muharam.

Mengapa perlu diperingati? Dendamkah? Menurut Antoane Bara, penulis Kristen asal Suriah, dalam bukunya, The Saviour: Husain dalam Kristianitas (Citra:2007), pikiran manusia mana pun yang mengamati perjalanan hidup Husain bin Ali, yang dibantai bersama 73 anggota keluarga dan sahabatnya pada 10 Muharam, sudah pasti merasakan getaran cinta yang aneh dalam hatinya.

Bagi siapa pun, dari mazhab mana pun, dan pemeluk agama apa pun, Husain bin Ali adalah simbol dan inspirasi cinta keadilan. Karena itulah, Mahatma Gandhi menjadikannya sebagai ikon kemerdekaan dan kemanusiaan. “Saya belajar dari Husain cara meraih kemerdekaan,” katanya seperti dikutip dalam The Saviour.

Cinta yang diperagakan dengan pengorbanan adalah cinta yang tidak bersyarat. Ia adalah spektrum nilai, yang tidak hanya melahirkan ketaatan dan pengabdian, tetapi juga menerbitkan api amarah dan kebencian terhadap rezim anti cinta. Ia stabil, lestari, dan tak terperikan.

Demi pembuktian cintanya pada ‘Sang Cinta’, subjek rela meniadakan dirinya untuk menggapai puncak kesempurnaan cintanya. Ia bagai laron yang hangus karena terbakar cahaya yang dipujanya. Ia laksana semut yang tenggelam dalam samudera madu yang dicintainya.

Cinta sejati, kata Ibnu Arabi, “Hanya bisa dirasakan oleh peneguknya. Siapa pun, yang belum pernah merasakan seteguk saja air cinta, pasti belum pernah mengenalnya. Ketahuilah, cinta adalah minuman yang tak pernah memuaskan pecandunya.” Husain melakukan sacrifice demi menyelamatkan cinta sejati. Cinta telah melahirkan semangat heroik menentang kezaliman.

Adakah tanggal merah (hari duka) dalam kalender Islam? Mengapa mesti berduka dan meratap serta menangis? Menangis bukan hanya diperbolehkan tetapi bahkan dianjurkan. Allah berfirman, “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak. (9:82)”. Berduka dan meratap tidaklah selalu bisa diasosiasikan dengan kelemahan dan pesimisme. Namun, sebagaimana diajarkan pula oleh Sidharta Gautama, duka dapat menjadi pemusnah kesombongan dan penuhanan diri. Karena itulah, doa beriring rintih penyesalan akan dosa, yang dilantunkan seorang hamba dalam kesendirian, lebih terdengar merdu di langit.

Siapakah simbol cinta keadilan yang mesti dikenang pada 10 Muharam? Dengarlah sejenak untaian ‘puisi merah’ Muhammad Iqbal Lahori,

Di Ka‘bah yang tinggi dan kisahnya

Beritakan limpahan darah di atas batu

Pelajarannya dimulai dari Ismail

Dan darah al-Husain akhir pelajaran

‘Tanggal merah’ Asyura adalah momentum untuk menghayati cinta sejati. Cinta sejati itulah yang membuat sang martir, Husain bin Ali, memekik seraya mengangkat ke langit bayinya yang berlumur darah, akibat panah yang menembus lehernya, “Ya Allah, terimalah pengorbanan kecil ini.”

Bulan Suro perlu dikenang demi merawat cinta kepada kebenaran sekaligus benci kezaliman. Tanpa cinta dan benci yang positif ini, perlawanan dan perjuangan hanyalah sederet aksara tak bermakna dan huruf-huruf yang mubazir. Inilah buhulan-buhulan iman yang harus terus terjuntai dengan erat dan indah (al-urwah al-wutsqa).

Pekikan ‘pantang hina!’ yang dikumandangkannya sejak lebih dari 1400 tahun tahun lalu di Sahara Nainawa telah meranggas dan memasuki lorong-lorong waktu serta mengiang lestari di sanubari setiap pejuang keadilan di seluruh penjuru planet bumi. Itulah cinta yang merah dalam kalbu yang putih, harmoni merah-putih. (adilnews)

20 Responses to “Tanggal Merah”

  1. arema_syiah Says:

    saksikan ya Allah:
    Duka Darah sedihq untukmu Al husain
    Mohon petunjukmu untuk slalu mengikuti Al husain
    kalau memang hidup untuk mati, usahaku untuk mati dijalanMu
    mengikuti matinya Al husain MU

    rasa resah
    hambaMu

  2. Hanya cinta yang mampu mensarikan aura semesta, sejak kutub utara hingga kutub selatan dan menjadi magnet abadi para pecinta. Dengan cara apa? Dengan menggesek atau mengasah nalar dan rasa untuk selalu berkomunikasi sempurna. Cetak Biru Cinta, hanya milik Sang pecinta. Sang pecinta ini mampu membangun Gerbang Ahadiah yang tak lapuk oleh waktu. Dialah yang menarik setiap insan yang pernah memelihara cinta untuk memasukinya.

    Siapa yang mampu mengkomunikasikan nalar dan rasa dengan maksimal? Siapa pemilik cetak biru cinta yang mampu menjemput rinduannya dan dia selalu dirindukan? Jawabnya adalah Imam Husain as.

    Aku terpikat untuk memasuki Gerbang Ahadiah Imam Husain as. Amien Allahuma Amien.

  3. Salam bagimu Yaa Syahid …

    Kami berdoa agar kami terus diberikan pemahaman lebih akan hari-hari mu …

    Biarkan saudara-saudara mu, kerabat mu, sahabat-sahabat mu, pengikut mu tahu bahwa kami yang hina ini masih mengingat nya. Masih terbayang juga apa yang telah mereka persembahkan pada mu. Meski dosa2 kami kerap menutupi jejak2 terang nya, namun Alhamdulillah terang nya lebih terang dari ma’siat2 kami, … Kami berlindung pada Allah …

    Sampaikan rasa duka kami kepada Ayah dan Ibu-mu … Ceritakan pada mereka bahwa kami baru mampu berpura2 dalam tangisan2 didalamnya.

    Beritahukan pula Kakek-mu, ceritakan padanya bagaimana kami begitu rindu dan menginginkan dirinya untuk kami. Agar kiranya kami berlindung dengan Beliau yang mulia. Juga kepada Nenek-mu, kiranya sudi menerima permohonan maaf kami bila kami sering lupa menyebut2 nama indah nya.

    Yaa Syahid ,…
    Sebut2lah nama2 kami ini diakhir hayat kami agar mudah meninggalkan dunia ini, jika saja engkau melihat kami belum layak untuk engkau datangi pada hari itu.
    Dan panggilah kami–jangan kau lupakan–pada saat pengadilan nanti, sehingga seluruh ketakutan sirna, segala kekurangan tertutupi, noda dan kedurhakaan kami bisa terampuni.

    Yaa Putra dari Putri Belahan Jiwa …
    Masih tersisakah tempat yang bisa kumasuki, pada hari ketika engkau duduk bersama ayah, ibu, kakek, nenek, keluarga dan sahabat, juga seluruh pecintamu ….

    Allahumma Shalli ala Muhammad wa Ali Muhammad
    Salam untukmu … dari …………. (masih layakkah ?)

  4. Salam bagimu Ya Husein

  5. ^anyelir^ Says:

    Seseorang mengingatkanku akan peristiwa karbala, ketika aku merasa tak berdaya
    Dia mensupport aku, mengisahkan kembali peristiwa itu.
    “Selamat berjuang” ujarnya….(Thanks to nick AB12)

    Tak terasa hari itu akan segera datang…..

    Salam bagimu Yaa Syahid…..

  6. Lain orang, lain pemikiran juga. Ada beberapa pengikuti Sufiyyah yang mengatakan bahwa ngapain sih kita bersedih? seharusnya kita malah berbahagia. karena Imam Husain pun berbahagia karena dia telah meraih kesyahidan dan berjumpa dengan kakek, ayahanda, ibundanya, serta kakaknya.

    bagaimanapun kita menyikapi peristiwa karbala ini, pasti masing-masing orang yang berbeda pendapat mengenai penyikapan ini mempunyai satu kesepakatan bersama. bahwa ada hikmah di balik peristiwa karbala ini.

  7. Kegamangan hati terus saja bergaung ketika memasuki lorong2 dunia
    Perasaan takut dan pucat pasi menyapu wajah duka
    ………………
    Dikala aku mengenal jalan Sang Syahid
    Perasaan gamang dan takut tak lagi ada
    Wajah wajah pun kembali penuh asa
    Bak mawar merah di pagi hari

    Ya Allah …
    Jadikan aku pengikut setia jasad penuh luka
    Walau hanya debu di ujung karbala

    Allahumma Shalli Ala Muhammad wa Aali Muhammad

  8. hanehasan Says:

    Al husain tidak pernah mati di hati para pecintanya. Ya aba Abdillah, aku berduka atas syahidmu. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad

  9. damartriadi Says:

    Duka tak sebesar duka Hussain
    Tangis tak sepilu tangis Hussain
    Darah tak semerah darah Hussain
    Jiwa tak seindah jiwa Hussain

    –dari perindu syahadah–

  10. Bagaimana seorang hamba yang berlumur dosa mengucap salam padamu ya Husain
    Bagaimana seorang hamba yang telah menyia-nyiakan setiap darah yang kau teteskan mengucap salam padamu ya Husain
    Bagaimana ya Husain…
    Kumohon maafmu
    Kumohon ridhamu
    Terima aku tak hanya di gerbangmu
    Tolonglah aku tuk turut syahadah bersamamu
    Salam atasmu ya Husain…!!!

  11. airmata dan darah ini tak akan cukup untuk mu wahai Imam-ku…..ya…Husain………

  12. Mudah-mudahan ada yg “merayakannya” sendirian saja sehingga tak habis ghirah-nya.

  13. damartriadi Says:

    salam, mohon ijinnya menggunakan dua gambar dari blog Antum:
    1. Dari halaman ini
    2. Dari artikel Ghadir Khum
    syukron.

  14. abubakr saleh Says:

    Assalamualaikum..
    kembali aksi menjurus ke anarkis terjadi dalam memprotes peringatan asyura. ini terjadi hari ini(hari minggu, tgl 13 januari 2008) di lombok, tepatnya di jalan saleh sungkar Ampenan..menurut informasi yang saya terima lebih dari 100 warga yang di gerakan oleh beberapa provokator yang sekjak lama sekali memang tidak menyukai dan menentang adanya majelis syiah di Lombok mengerumuni rumah salah satu ikhwan syiah yang sedang melaksanakan peringatan asyura. pada bagian belakang rumah terjadi pelemparan batu, yang menyebabkan wanita dan anak-anak menangis dan ketakutan. sampai saat tulisan ini di turunkan kondisi di ampenan, lombok masih mencekam.
    mohon doa untuk keselamatan komunitas syiah di indonesia

  15. abubakr saleh Says:

    Assalamualaikum..
    kembali aksi menjurus ke anarkis terjadi dalam memprotes peringatan asyura. ini terjadi hari ini(hari minggu, tgl 13 januari 2008) di lombok, tepatnya di jalan saleh sungkar Ampenan..menurut informasi yang saya terima lebih dari 100 warga yang di gerakan oleh beberapa provokator yang sekjak lama sekali memang tidak menyukai dan menentang adanya majelis syiah di Lombok mengerumuni rumah salah satu ikhwan syiah yang sedang melaksanakan peringatan asyura. pada bagian belakang rumah terjadi pelemparan batu, yang menyebabkan wanita dan anak-anak menangis dan ketakutan. sampai saat tulisan ini di turunkan kondisi di ampenan, lombok masih mencekam.
    mohon doa untuk keselamatan komunitas syiah di lombok

  16. Ziarah Asyura

    Salam atasmu duhai Aba Abdillah
    Salam atasmu duhai Putera Rasulullah
    Salam atasmu duhai Putera Amirul mukminin, putera Penghulu para washi.
    Salam atasmu duhai Putera Fatimah Penghulu perempuan alam semesta.
    Salam atasmu ya Tsarallah wabna Tsarih wal-Mitral Mawtur.
    Salam atasmu dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu.
    Sepanjang hidupku, selama siang dan malam, aku akan selalu mendoakanmu semoga Allah melimpahkan kedamaian-Nya kepadamu semua.

    Duhai Aba Abdillah, sungguh besar bagi kami dan seluruh kaum muslimin musibah dan ujian yang menimpamu. Sungguh besar musibahmu di langit bagi seluruh penghuninya. Semoga Allah melaknat ummat yang menzalimimu dan menyakitimu duhai keluarga suci Nabi. Semoga Allah melaknat ummat yang menghalangimu dan menyingkirkanmu dari kedudukan yang telah Allah tetapkan bagimu. Semoga Allah melaknat ummat yang membunuhmu. Semoga Allah melaknat ummat yang membiarkan mereka memerangimu. Kunyatakan kepada Allah dan kepadamu bahwa aku berlepas diri dari mereka, semua pengikut mereka, dan dari semua pendukung mereka.

    Duhai Aba Abdillah, sungguh kunyatakan damai kepada siapa saja yang berdamai denganmu, dan kunyatakan perang kepada siapa saja yang memerangimu hingga hari kiamat. Semoga Allah melaknat keluarga Ziyad dan keluarga Marwan. Semoga Allah melaknat Bani Umayyah yang bersikap kejam terhadapmu. Semoga Allah melaknat putera Marjanah. Semoga Allah melaknat Umar bin Sa’d. Semoga Allah melaknat Syimran. Semoga Allah melaknat ummat yang bersekongkol untuk memerangimu.

    Demi ayahku dan ibuku, sungguh besar bagiku musibah yang menimpamu. Aku memohon kepada Allah yang telah memuliakan kedudukanmu dan memuliakanku karenamu. Semoga Allah mengkaruniakan kepadaku kesempatan untuk membelamu bersama Imam Shahibuz zaman dari Keluarga Muhammad saw. Ya Allah, jadikan aku orang yang mulia di sisi-Mu bersama Al-Husein (a.s) di dunia dan di akhirat.

    Duhai Aba Abdillah, aku mendekatkan diri kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Amiril mukminin, kepada Fatimah, kepada Al-Hasan, dan kepadamu dengan wilayahmu. Aku berlepas diri dari orang yang menzalimimu dan menzalimi para pengikutmu. Kunyatakan kepada Allah dan kepadamu bahwa aku berlepas diri dari mereka semua. Aku mendekatkan diri kepada Allah dan kepadamu dengan kecintaan kepadamu dan kepada orang yang engkau cintai. Aku berlepas diri dari musuh-musuhmu, dari semua yang menentangmu dan memerangimu, dan semua pengikut mereka dan pendukung mereka.

    Sungguh kunyatakan damai kepada siapa saja yang berdamai denganmu, kunyatakan perang kepada orang saja yang memerangimu; menolong orang yang menolongmu, dan memusuhi orang yang memusuhimu.

    Aku memohon kepada Allah yang telah memuliakanku dengan pengenalan terhadapmu dan para kekasihmu. Aku memohon kepada Allah yang telah menganugrahkan kepadaku keterlepasan diri dari musuh-musuhmu. Semoga Allah menjadikan aku orang yang selalu bersamamu di dunia dan di akhirat. Semoga Allah menetapkan aku berada di jalan yang benar di dunia dan di akhirat. Aku bermohon semoga Allah menyampaikan aku pada kedudukan yang mulia di sisi Allah, mengkaruniakan kepadaku kehormatan untuk membelamu bersama Imam Shahizuz zaman dari keturunanmu yang selalu berada dalam kebenaran. Dengan hakmu dan kedudukanmu di sisi-Nya, dan dengan merasakan musibah yang menimpamu dan ujian yang paling besar yang pernah terjadi di bumi dan di langit di sepanjang sejarah Islam, aku bermohon kepada semoga Allah menganugrahkan kepadaku karunia yang paling agung

    Ya Allah, dengan ziarah ini jadikan aku orang yang memperoleh kesejahteraan, rahmat dan pengampunan dari-Mu.
    Ya Allah, jadikan kehidupanku seperti kehidupan Muhammad dan keluarga Muhammad, dan matiku seperti wafatnya Muhammad dan keluarga Muhammad.

    Ya Allah, hari ini adalah hari yang dianggap penuh keberkahan oleh Bani Ummayyah, putera pemakan jantung yang terlaknat putera yang terlaknat. Mereka menganggap hari ini adalah hari penuh berkah dengan memalsukan firman-Mu dan sabda Nabi-Mu saw. Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan dan Mu`awiyah dengan laknat yanag abadi dari-Mu. Hari ini adalah hari pesta pora keluarga Ziyad dan keluarga Marwan karena telah berhasil membunuh Al-Husein (as). Ya Allah, lipat-gandakan kepada mereka laknat dari-Mu dan azab yang pedih.

    Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu pada hari ini dan pada hari-hari sepanjang hidupku, dengan berlepas diri dari mereka dan melaknat mereka, dan dengan mencintai Nabi-Mu dan keluarga Nabi-Mu (saw).

    Ya Allah, laknatlah orang yang pertama kali merampas hak Muhammad dan keluarga Muhammad, laknat juga orang yang mengikutinya. Ya Allah, laknatlah mereka yang memerangi Al-Husein, yang mengikuti dan berbaiat untuk membunuh Al-Husein (as). Ya Allah, laknatlah mereka semua.

    Salam atasmu duhai Aba Abdillah dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu. Kupanjatkan doa sepanjang hidupku, siang dan malam, semoga Allah senantiasa melimpahkan kedamaian-Nya kepadamu. Semoga Allah tidak menjadikan ziarahku ini sebagai ziarah yang terakhir kepadamu.

    Salam pada Al-Husein, salam pada Ali putera Al-Husein, salam pada semua putera Al-Husein, salam pada semua sahabat Al-Husein.
    …(Mafatihul Jinan, bab 3, Pasal 7, halaman 456)
    Selengkapnya ziarah ini berikut tek arabnya, download di bagian File:
    http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia

    Wassalam
    Syamsuri Rifai
    http://shalatdoa.blogspot.com
    Bagi yang berminat info situs2 Periklanan :
    http://infor-indo.blogspot.com

  17. syamsuri149 Says:

    Selamat hari hari Asyura, hari kebangkitan kebenaran dan keadilan. Semoga kita mendapat syafaat Al-Husein (as). Semoga Al-Mahdi (aj) segera dihadirkan agar Khilafah Islamiyah yang sejati segera diwujudkan di muka bumi, dan agar ide2 pendirian khilafah Islamiyah bayangan tidak bermunculan, khilafah yang hanya dibungkus oleh simbol2 keislaman dan jubah kezaliman dan penindasan.

    Baca: Tragedi Karbala dan Khilafah Islamiyah, di:
    http://shalatdoa.blogspot.com
    http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
    http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

    Wassalam
    Syamsuri Rifai

  18. salam wahai putra haidar, cucunda baginda nabi,,,pentas karbala kan selalu membahana, kita ada dipihak mana..?? pikir dan renungkan!! jangan sampai kita menangisi kejadian karbala sebagaimana pembunuh pembantai keluarga suci nabi toh melakukanya jg sambil menangis terseduh2…!! berikan semua yang kita miliki, humuskan waktu anda tuk suarakan pesan imam dibalik semua pengorbanan yang telah dipentaskanya!

  19. abu turab Says:

    Labaik yaa imaam Labaik ya aba abdillah
    Sebelumnya saya tidak tau knp sy dilahirkan pada jaman ini tapi setelah saya mengengatahui sejarah Nainawa sy bersyukur pada Allah karena blum tentu apabila Allah hadirkan pd zaman mu wahai Imam Apakah saya akan mengikuti seruan mu atau tidak tp dengan sekarang ini sy hanya bisa menangisi perjuangan mu wahai Imaaaaaam ya aba abdillah semoga semangat karbala terus berkobar di dalam para pencinta mu ya aba abdillah Kullu yaumin asy-syuro Kullu ardhin Karbala

  20. Setuju Asyuro (10 muharom) jadi Hari Besar Nasional, hapus 1 muharom

    Asyuro = Revolusi 5K,

    revolusi Keimanan terhadap Kemunafikan
    revolusi Kemuliaan terhadap Kehinaan
    revolusi Kebenaran terhadap Kebathilan
    revolusi Keberanian terhadap Kejahatan
    revolusi Kebaikan terhadap Kedholiman

    Labbaika ya Aba Abdillah, HayyHat Minna Dillah

    Wa la’natu daim ala dholimikum minal awwalin wal akhirin, Amin 1000000X.

Leave a reply to Syamsuri Rifai Cancel reply